Tags:
Leukemia
Brand: : Novartis Indonesia Komposisi: Imatinib mesylate
Indikasi: Pasien yang baru didiagnosa mengidap leukemia mieloid kronik dengan kromosom Philadelphia +. Pasien dengan leukemia mieloid kronik dengan kromosom philadephia + pada fase akut sesudah gagal diatasi dengan terapi interferon-alpha atau pada fase percepatan atau krisis blast. Pasien dewasa dengan glikoprotein transmembran kit (CD 117) positif yang tidak dapat dioperasi dan atau dengan tumor stromal gastrointestinal maligna yang bermetastasis. Terapi bersama dengan kemoterapi untuk pasien dewasa yang baru didiagnosa mengidap leukemia limfoblastik akut dengan kromosom philadelohia +. Sebagai monoterapi untuk pasien dewasa dengan penyakit mielodisplasia/mieloproliferatif yang berhubungan dengan reseptor faktor pertumbuhan yang diturunkan dari pratelet. Pasien dewasa dengan mastositosis sistemik tanpa mutasi D816V c-kit atau dengan status mutasi c-kit yang tidak diketahui. Pasien dewasa dengan sindrom hipereosinofilia dan atau leukemia eosinofolik kronik. Pasien dewasa dengan dermatofibrosarkoma protuberans yang tidak dapat dioperasi, rekuren, dan atau sudah bermetastasis.
Dosis: Untuk leukemia Mieloid kronik fase kronik 400 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 600-800 mg/hari. Fase percepatan atau krisis blast 600 mg/hari, dapat ditingkatkan sampai maksimal 800 mg/hari. Untuk leukemia limfoblastik akut dengan kromosom philadelphia + 600 mg/hari. Untuk penyakit mielodisplasia/mieloproliferatif 400 mg/hari. Untuk metositosis sistemik tanpa mutasi D816V c-Kit 400 mg/hari. Untuk mastositosis sistemik dengan status mutasi c-Kit tidak diketahui 400 mg/hari. Untuk mastositosis sistemik yang disertai dengan eosinofilia, penyakit hematologik klonal yang berhubungan dengan fusi kinase F1P1L1-PDGFR-alpha dosis awal 100 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 400 mg/hari. Untuk sindrom hipereosinofilia atau leukemia eosinofilik kronik 400 mg/hari. Untuk sindrom hipereosinofilia atau leukemia eosinofilik kronik yang memperlihatkan fusi kinase F1P1L1-PDGFR-alpha dosis awal 100 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 400 mg/hari. Untuk tumor stromal gastrointestinal maligna yang tidak dapat dioperasi dan atau sudah metastasis 400 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 600 mg/hari. Dermatofibrosarkoma protuberans 800 mg/hari.
Pemberian Obat: Diberikan setelah makan
Perhatian: Gangguan hati dan ginjal. Monitor fungsi hati dan FBC secara teratur. Wanita usia subur harus menggunakan kontrasepsi selama pengobatan. Hamil dan laktasi (hindari). Usia lanjut. Pasien dengan riwayat penyakit jantung. Dapat mengganggu kemampuan mengendarai kendaraan.
Efek Samping: Netropenia, trombositopenia, anemia, sakit kepala, anoreksia, pusing, gangguan daya pengecapan, parestesia, insomnia, konjungtivitis, lakrimasi, gangguan penglihatan, epistaksis, dispnea, gangguan gastrointestinal (saluran cerna), kram otot, bengkak pada sendi, retensi cairan, peningkatan BB, reaksi kulit.
Interaksi Obat: Inhibitor CYP3A4, penokong CYP3A4, simvastatin, parasetamol.
Kemasan: Tablet salut selaput 100 mg x 6 x 10
JAYA
HP: 0812 9337 3368
BB: 2B270E29
Posting Komentar